Susila dalam Kitab Kamahayanikan

Posted: 23 November 2016 in Susila
Tag:, , ,

Ida Bagus Wika Krishna

Kata Susila terdiri dari kata “SU” artinya baik, sesuai dan “SILA” artinya dasar, dalam kata “SU” tersimpul pengertian baik, benar, sesuai , yang selanjutnya dalam kitab Upadesa disebutkan bahwa “ Susila adalah tingkah laku yang baik dan mulia yang selaras dengan ketentuan-ketentuan Dharma.

Kitab Sanghyang Kamahayanikan mempunyai arti penting khususnya memberikan bimbingan tentang aturan-aturan tingkah laku yang baik dan benar dalam usaha manusia mencapai kebahagiaan jasmani maupun rohani. Menurut Sanghyang Kamahayanikan ada 6 kebenaran atau jalan pencerahan tertinggi untuk mencapai alam kebuddhaan yang disebut Sad Paramita, yaitu :

1. Dana paramita artinya suka bersedekah dan jangan sekali-kali mengharapkan balasan.
“ Segala benda yang dapat memberi rasa nikmat, seperti nasi yang enak, minuman dan air yang segar harum, semua itu patut diberikan pada orang yang membutuhkan, sampai pada emas permata, kain yang halus, kerajaan sekalipun, serahkan itu kalau ada yang meminta padamu, jangan sekali-kali mengharapkan balasan” Kutipan ini mempertegas ajaran dana paramita bahwa penganut Buddha harus melakukan dana punia dengan ikhlas tanpa mengharapkan balasan dari pemberian itu. Harta yang paling berhargapun bila diminta ia harus merelakannya.
2. Sila paramita artinya selalu menjaga kesucian pikiran, perkataan dan perbuatan.
3. Ksanti paramita artinya keteguhan batin dalam situasi apapun, baik kalau disanjung maupun dihina.
4. Wirya paramita artinya selalu melakukan pemujaan terhadap sang Buddha
5. Dhyana paramita artinya selalu memusatkan pikiran, dan kasih sayang kepada semua makhluk.
6. Prajna paramita artinya keadaan bathin yang tenang tak tergoyahkan bagaikan angkasa, murni tanpa penghalang.

Langkah-langkah penting untuk mencapai tingkat prajna paramita sebenarnya dimulai pada dasar ajaran sad paramita itu adalah penyucian terhadap Kaya yaitu badan, segala gerak tangan dan kaki. Wak adalah kata, segala kata-kata itu disebut sabda. Citta adalah pikiran. Artinya, pikiran, perkataan, dan perbuatan dijaga agar tak melakukan perbuatan papa (dosa ). Untuk menjaga kesucian kaya ada beberapa pantangan yang harus dilakukan yaitu :

1. Pranatipatavirati adalah tidak membunuh-bunuh badan dari segala yang disebut makhluk, besar maupun kecil, berdosa atau tidak berdosa. Asal yang disebut makhluk tidak boleh dibunuh. Dosanya sangat berat kalau sampai membunuh. Karea membunuh-bunuh itulah penyebabnya mendapat neraka, menemui duka yang sangat berat, menjelma menjadi hantu, binatang yang dibenci, semut dan lain-lain.

2. Adattadanavirati adalah tidak boleh mengambil harta benda, jika tidak diberikan, segala jenis harta, berharga atau tidak berharga, tidak boleh orang mengambilnya tanpa persetujuan dari orang yang memilikinya. Itu menyebabkan neraka dan menyebabkan Bhatara tidak berkenan kepadamu.

3. Kamamithyacarvirati adalah tidak boleh mengumbar nafsu.

Bahkan terdapat pantangan yang sangat ketat tentang hubungan seksual seperti kutipan berikut :

“ Meskipun terhadap istrimu apabila berada di tempat suci dekat dengan arca Buddha, pratima, lukisan Sang Buddha dan kitab suci, terlebih-lebih di rumah Guru, tidak boleh melakukan sanggama. Hal itu bila dilakukan menyebabkan mendapat neraka dan melenyapkan pahala yoga brata dan semadhimu”.

Selain Sad Paramita, ada pula catur paramita yang harus dilaksanakan oleh penganut tathagata. Yang dimaksud dengan catur paramita adalah metri, karuna, upeksa, dan mudita.

1. Metri
Metri adalah kearifan sang satwa wisesa. Sang satwa wisesa ialah orang yang mempertahankan sat paramita dan catur paramita. Ia itulah yang disebut satwa wisesa. Kearifan tersebut membawa para ke arah kerahayuan. Para adalah semua makhluk, baik makhluk utama, biasa maupun hina. Cinta kasih kepada makhluk hidup yang patut diberikan kasih sayang oleh sang satwa wisesa yaitu :

A. Duhka duhkata adalah mendapat pahala sangat buruk dari kelahirannya dahulu, seperti halnya lahir sebagai manusia, lalu mati dan menjelma menjadi binatang.
B. Sangskara duhkata adalah sengsara berulangkali yang diperoleh sebagai akibat penjelmaan sebelumnya, seperti lahir sebagai manusia, lalu mati dan akhirnya lahir kembali sebagai manusia,
C. Parinama duhkata adalah kembali mendapat penjelmaan yang lebih rendah setelah sebelumnya menjelma sebagai makhluk utama. Seperti halnya (ketika ia) menjelma menjadi manusia, oleh karena ia tidak ingkar kepada dharma, lalu mati, maka ia menjelma menjadi dewa. Tetapi (setelah menjadi dewa) ia ingkar (akan dharmanya) maka ia akan kembali menjelma menjadi manusia. Itulah yang disebut parinama duhka.

2. Karuna, ada tiga jenis karuna yaitu: satwalambana karuna, dharmalambana karuna, analambana karuna.

A. Satwalambana karuna adalah rasa belas kasih yang ada dalam dirinya sendiri itu dipergunakan untuk mengasihi makhluk yang mengalami penderitaan. Diterimanya dan diperlakukannya dengan penuh kasih. Sedapat mungkin ia memperlakukannya dengan penuh kasih sayang. Mengasihi semua makhluk itulah inti satwalambana karuna.
B. Dharmalambana karuna adalah tidak ada lagi belas kasih untuk dirinya. Tetapi yang selalu dikerjakan adalah mengasihi makhluk yang mendapat dukha. Perbuatannya penuh belas kasih, penuh ketulusan hati mengasihi dan menyayangi makhluk hidup.
C. Analambana karuna adalah orang yang menyayangi tanpa keterikatan pada makhluk yang ditolongnya dengan penuh kasihpun tidak terikat karena dharmanya. Slalu berusaha menyayangi, penuh ketulusan hati menolong makhluk yang mendapat duka.

3. Mudita adalah sang satwa wisesa menjadi bahagia bathinnya oleh karena makhluk berbahagia.
4. Upeksa adalah kearifan sang satwa wisesa tanpa memperdulikan keuntungan, artinya pada tingkatan upeksa sang satwa wisesa yang melaksanakan metri, karuna dan mudita tak lagi mengharapkan hasil ataupun balasan berupa apapun. Ia melakukan semua itu karena terdorong oleh keinginan menolong makhluk yang sedang mendapatkan duka, sebab mereka yang sedang menderita patut dirangkul dan berhak mendapatkan pertolongan agar bahagia.

Gabungan antara sat paramita dengan catur paramita disebut dengan istilah dasa paramita.

Tinggalkan komentar